Shalit dan Pejuang Palestina Dibebaskan
JERUSALEM – Israel kemarin mengirimkan 477 pejuang Palestina ke Gaza dan Tepi Barat untuk ditukar dengan tentara Negera Zionis yang ditahan Hamas, Gilad Shalit.
“Semua tahanan telah dibebaskan dari penjara,” ujar Juru Bicara Badan Pelayanan Penjara Israel Sivan Weizman kepada AFP.
Hal senada ditegaskan Juru Bicara Militer Israel Avital Leibovich. Dia menegaskan, semua pejuang Palestina telah tiba di Gaza setelah melintasi perbatasan Gaza dan Israel. “Semua berjalan sesuai rencana,” ujar Leibovich. Dia menegaskan, tidak ada penundaan.
Sementara itu, Shalit kemarin tiba di Israel . “Saya merasa kesepian selama bertahun-tahun namun saya yakin bahwa suatu saat nanti saya akan bebas,” kata Shalit dalam wawancara pertama setelah dibebaskan dikutip BBC.
Tentara berpangkat sersan itu menceritakan kalau dia merindukan teman dan keluarga dan ingin menuturkan pengalamannya di tawanan dalam lima tahun terakhir. “Sekarang saya telah bebas, akan ada banyak hal yang ingin saya lakukan,” kata Shalit.
Shalit ditukar dengan 1.027 pejuang Palestina yang ditahan oleh Israel. Shalit sendiri telah ditahan oleh Hamas selama lima tahun lalu. Kesepakatan pertukaran tahanan itu memang harga yang sangat mahal harus dibayar Negeri Yahudi itu untuk satu tentara saja.
Setelah menghirup udara bebas, Shalit terlihat lemah dan pucat, meski dia mengklaim dirinya dalam kondisi sehat. Dia berharap pembebasannya mampu mendorong perdamaian antara rakyat Israel dan Palestina. “Saya siap mendukung kerjasama kedua belah pihak,” katanya.
Shalit juga mengucapkan terimakasih kepada banyak orang yang bekerja untuk pembebasannya. “Saya mendapatkan kabar baik ini sekitar satu pekan lalu. Saya merasa itu merupakan kesempatan terakhir saya untuk bebas,” kata Shalit dikutip Reuters.
Ketika ditanya bagaimana nasib 5.000 tahanan Palestina di penjara Israel? Shalit mengatakan dia lebih senang jika para tahanan itu dibebaskan dan kembali ke rumah mereka. “Tentunya, saya juga merindukan keluarga saya. Saya merindukan teman,” tuturnya.
Kemudian, rakyat Palestina menyambut kedatangan para pejuangnya. Bahkan, pemimpin Hamas dari Damaskus, Khaled Meshaal, langsung ikut menyambut para pahlawan itu. “Kita akan menyambut para tahanan yang dibebaskan,” kata juru bicara Hamas, Izzat al-Rishq kepada televisi Al Aqsa di Gaza.
Warga Palestina merayakan kedatangan para pejuangnya. “Ini merupakan hari yang menyenangkan bagi rakyat Palestina,” ujar Azzia al-Qawasmeh, menunggu putranya Amer yang dipenjara selama 24 tahun. Pembebasan putranya itu seperti mukjizat karena sudah lama tidak bertemu dan hampir putus asa.
Ada seorang warga Rafah yang melintasi perbatasan dari Mesir hanya untuk menyambut keluarganya yang dibebaskan. Dia rela menunggu semalaman. “Saya sangat senang karena sepupu dibebaskan setelah 30 tahun di penjara,” kata pria yang tidak disebutkan namanya dikutip BBC.
Sementara itu, upaya pertukaran tahanan itu disambut baik oleh Sekjend Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon. Ban memprediksi bahwa pertukaran itu bakal meningkatkan prospek perdamaian lebih luas. “Dengan pembebasan ini, itu bakal berdampak positif dalam proses perdamaian Timur Tengah,” kata Ban.
Menurut Ban, pertukaran tahanan itu itu dicapai setelah negoisasi selama beberapa tahun. Dia menegaskan, PBB dari dulu menyerukan pembebasan Shalit dan pembebasan semua pejuang Palestina karena mereka mengalami pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Sebelumnya, pertukaran tahanan itu sempat ditolak dari keluarga korban kekerasan Israel-Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun mengirim surat pada keluarga korban serangan pejuang Palestina. Netanyahu menyatakan, dia memahami betul rasa sakit yang dirasakan mereka. “Keputusan untuk membebaskan Gilad Shalit adalah salah satu yang terberat yang pernah saya ambil,” kata Netanyahu. “Israel tak akan mengabaikan tentara dan rakyatnya.” (andika hendra m)
“Semua tahanan telah dibebaskan dari penjara,” ujar Juru Bicara Badan Pelayanan Penjara Israel Sivan Weizman kepada AFP.
Hal senada ditegaskan Juru Bicara Militer Israel Avital Leibovich. Dia menegaskan, semua pejuang Palestina telah tiba di Gaza setelah melintasi perbatasan Gaza dan Israel. “Semua berjalan sesuai rencana,” ujar Leibovich. Dia menegaskan, tidak ada penundaan.
Sementara itu, Shalit kemarin tiba di Israel . “Saya merasa kesepian selama bertahun-tahun namun saya yakin bahwa suatu saat nanti saya akan bebas,” kata Shalit dalam wawancara pertama setelah dibebaskan dikutip BBC.
Tentara berpangkat sersan itu menceritakan kalau dia merindukan teman dan keluarga dan ingin menuturkan pengalamannya di tawanan dalam lima tahun terakhir. “Sekarang saya telah bebas, akan ada banyak hal yang ingin saya lakukan,” kata Shalit.
Shalit ditukar dengan 1.027 pejuang Palestina yang ditahan oleh Israel. Shalit sendiri telah ditahan oleh Hamas selama lima tahun lalu. Kesepakatan pertukaran tahanan itu memang harga yang sangat mahal harus dibayar Negeri Yahudi itu untuk satu tentara saja.
Setelah menghirup udara bebas, Shalit terlihat lemah dan pucat, meski dia mengklaim dirinya dalam kondisi sehat. Dia berharap pembebasannya mampu mendorong perdamaian antara rakyat Israel dan Palestina. “Saya siap mendukung kerjasama kedua belah pihak,” katanya.
Shalit juga mengucapkan terimakasih kepada banyak orang yang bekerja untuk pembebasannya. “Saya mendapatkan kabar baik ini sekitar satu pekan lalu. Saya merasa itu merupakan kesempatan terakhir saya untuk bebas,” kata Shalit dikutip Reuters.
Ketika ditanya bagaimana nasib 5.000 tahanan Palestina di penjara Israel? Shalit mengatakan dia lebih senang jika para tahanan itu dibebaskan dan kembali ke rumah mereka. “Tentunya, saya juga merindukan keluarga saya. Saya merindukan teman,” tuturnya.
Kemudian, rakyat Palestina menyambut kedatangan para pejuangnya. Bahkan, pemimpin Hamas dari Damaskus, Khaled Meshaal, langsung ikut menyambut para pahlawan itu. “Kita akan menyambut para tahanan yang dibebaskan,” kata juru bicara Hamas, Izzat al-Rishq kepada televisi Al Aqsa di Gaza.
Warga Palestina merayakan kedatangan para pejuangnya. “Ini merupakan hari yang menyenangkan bagi rakyat Palestina,” ujar Azzia al-Qawasmeh, menunggu putranya Amer yang dipenjara selama 24 tahun. Pembebasan putranya itu seperti mukjizat karena sudah lama tidak bertemu dan hampir putus asa.
Ada seorang warga Rafah yang melintasi perbatasan dari Mesir hanya untuk menyambut keluarganya yang dibebaskan. Dia rela menunggu semalaman. “Saya sangat senang karena sepupu dibebaskan setelah 30 tahun di penjara,” kata pria yang tidak disebutkan namanya dikutip BBC.
Sementara itu, upaya pertukaran tahanan itu disambut baik oleh Sekjend Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon. Ban memprediksi bahwa pertukaran itu bakal meningkatkan prospek perdamaian lebih luas. “Dengan pembebasan ini, itu bakal berdampak positif dalam proses perdamaian Timur Tengah,” kata Ban.
Menurut Ban, pertukaran tahanan itu itu dicapai setelah negoisasi selama beberapa tahun. Dia menegaskan, PBB dari dulu menyerukan pembebasan Shalit dan pembebasan semua pejuang Palestina karena mereka mengalami pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Sebelumnya, pertukaran tahanan itu sempat ditolak dari keluarga korban kekerasan Israel-Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun mengirim surat pada keluarga korban serangan pejuang Palestina. Netanyahu menyatakan, dia memahami betul rasa sakit yang dirasakan mereka. “Keputusan untuk membebaskan Gilad Shalit adalah salah satu yang terberat yang pernah saya ambil,” kata Netanyahu. “Israel tak akan mengabaikan tentara dan rakyatnya.” (andika hendra m)
Komentar