Mayoritas Warga Israel Dukung Pertukaran Tahanan
Dalam sebuah jajak pendapat yang dipublikasikan di harian Israel, Yedioth Ahronoth menyebutkan 79% publik mendukung kesepakatan pertukaran dengan pejuang Hamas.
Namun, ada juga warga Israel yang memiliki pandangan berbeda. Warga Israel yang menentang pertukaran tahanan Hamas dengan Gilad Shalit, kemarin mengajukan tuntutan di Mahkmah Agung. Mereka ingin menghalangi pembebasan ratusan pejuang Palestina.
Empat petisi diajukan ke Mahkamah Agung oleh Asosiasi Korban Teror Almagor dan keluarga warga Israel yang meninggal akibat serangan Palestina. Pembahasan petisi seperti itu juga pernah dilakukan di pengadilan pada pertukaran tahanan yang dilakukan pada beberapa tahun lalu. Tapi, sepertinya pengadilan tidak akan mengintervensi karena itu menyangkut isu politik dan keamanan.
“Hakim seharusnya menjelaskan kepada korban teror bagaimana mereka mengijinkan pembunuh warga Israel dibebaskan. Mereka seharusnya melihat dengan mata kepala sendiri dan menjelaskan,” kata Meir Indoor, kepala Almagor kepada televisi Israel dikutip Reuters.
Pengadilan juga mendengarkan pendapat dari ayah Shalit, Naom Shalit mengenai kesepakatan pertukaran dengan tahanan Palestina. Ibunya Shalit, Aviva Shalit memberikan komentar mengenai penolakan kesepakatan pertukaran tahanan. “Kita paham kenapa mereka berat hati. Tapi menunda kesepakatan menjadikan Gilad semakin dalam kondisi bahaya,” katanya.
Israel sendiri telah mempublikasikan 477 tahanan Palestina yang bakal dibebaskan. Presiden Israel Shimon Peres telah memulai proses pengampunan terhadap para pejuang Israel itu. Fase pertama pertukaran tahanan digelar hari ini. Hamas menyambut kedatangan 295 pejuangnya layaknya pahlawan. Sebenarnya, Israel menahan 6.000 pejuang Palestina di berbagai penjara. Badan Pelayanan Penjara Israel mengirimkan 477 tahanan Palestina dengan pengawal ketat ke dua tempat pembebasan.
Ribuan warga Palestina yang menyambut para pejuang yang dibebaskan pun menunggu di gurun Sinai, Mesir. Di tempat itu, pertukaran tahanan bakal dilaksanakan. Beberapa tahanan dikirim ke Jalur Gaza, dan beberapa lainnya juga diasingkan di luar negeri. Sekelompok kecil tahanan yang berasal dari Tepi Barat bakal langsung disambut Presiden Palestina Mahmoud Abbas, pesaing Hamas.
“Saya sangat bahagia meski saya tidak mengetahui apa yang akan saya lakukan? Dia pergi selama 20 tahun,” ujar ibu Baseem al-Kurd, seorang anggota Hamas yang divonis delapan tahun karena membunuh warga Israel. Warga Gaza pun mengecat rumah, menggambari dinding, dan memperbaiki pintu dalam rangka menyambut para pahlawan.
Kalau Shalit sendiri bakal diterbangkan ke sebuah pangkalan udara untuk berkumpul dengan keluarganya. Sedangkan pada tahan kedua, diperkirakan 550 tahanan lagi bakal dibebaskan. (andika hendra m)
Komentar