Pakistan Abaikan Amerika Serikat
ISLAMABAD– Pakistan menegaskan tidak akan meluncurkan operasi penangkapan terhadap kelompok gerilyawan Haqqani.
Penegasan Islambad itu sangat bertolak belakang dengan permintaan Amerika Serikat (AS) untuk melancarkan serangan terhadap kelompok itu. Penolakan Islamabad atas perintah Washington menunjukkan keretakan hubungan keduanya. Keputusan itu dirilis setelah panglima militer Pakistan menggelar pertemuan mendadak dengan para petinggi lainnya pada akhir pekan lalu.
Mereka membahas klaimWashington terhadap keterlibatan Pemerintah Pakistan dalam membantu jaringan Haqqani ketika menyerang Kedubes AS di Kabul. Setelah perundingan itu, Kepala Staf Gabungan Pakistan Jenderal Khalid Shameem Wyne mengekspresikan kepeduliannya mengenai “pernyataan negatif” dan “hubungan yang memedihkan”dengan AS karena “situasi yang sangat kompleks”.Dalam pernyataan resmi militer, otoritas keamanan berkomitmen untuk menjamin keamanan di wilayah. Itu dapat dicapai dengan kerja sama yang saling menguntungkan dan didasari kepercayaan.
Hal itu dikuatkan Jenderal Ashfaq Kayani, yang dianggap sebagai orang paling kuat di Pakistan. Kayani menepis tuduhan Amerika sebagai tuduhan tidak berdasar.Kemudian, Perdana Menteri (PM) Yousuf Raza Gilani juga menggelar konferensi lintas partai.Upaya itu dilakukan untuk mengonsolidasikan tudingan AS. Men-urut Gilani, tuduhan Amerika itu hanya menunjukkan “kebingungan dan kebijakan yang kacau” dalam Pemerintahan AS. Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik hari Minggu (25/9) memaparkan,jaringan Haqqani itu dulu dibentuk dan dilatih oleh Badan Intelijen AS (CIA) dengan dukungan Pakistan.
Awal pendiriannya untuk melawan pendudukan Uni Soviet atas Afghanistan pada 1980-an. Sementara, menurut pejabat yang keamanan yang enggan disebutkan namanya, militer perlu melakukan konsolidasi untuk melancarkan serangan ke Waziristan Selatan di dekat perbatasan Afghanistan. Tempat itu merupakan basis kekuasaan Haqqani.“Saya tidak berpikir bahwa indikator mengarah ke perpecahan hubungan Islamabad dan Pakistan,” kata pejabat senior Pakistan. Kepada AFP, pejabat Pakistan lainnya juga menyatakan, pasukannya terlalu sibuk menghadapi serangan lintas batas dari Afghanistan dan gerilyawan lokal.
Pakistan memiliki 140.000 pasukan berbasis di perbatasan Afghanistan. Lebih dari 3.000 prajurit tewas sejak 2001. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan 2.735 tentara Barat yang tewas dalam pertempuran dengan Taliban di Afghanistan. Sebelumnya Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Laksamana Mike Mullen mengatakan kepada SenatAmerika bahwa jaringan Haqqani itu bertindak sebagai perpanjangan tangan Badan Intelijen Pakistan (ISI) dan merencanakan serta menjalankan serangan Atas kedutaan Amerika di Kabul dan pangkalan- pangkalan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan.
Kini sentimen anti-Amerika juga semakin menguat di Pakistan.“ Sebuah kesalahan besar karena penguasa kita mendukung Amerika,” ujar Khan Alam Marwat, 40, pengawai penjualan di Islamabad. Sentimen publik itu mendorong kebijakan pemerintah Pakistan kerap bertolak belakang dengan AS. Apalagi, sebelumnya Sirajuddin Haqqani,kepala jaringan Haqqani, menyatakan kelompoknya tidak lagi memiliki basis di Pakistan. Mereka mengklaim lebih aman beroperasi di Afghanistan.
Dari Afghanistan, seorang pegawai Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah AS melakukan serangan di kantor CIA di Kabul pada Minggu malam waktu setempat.Serangan itu menewaskan seorang anggota CIA, melukai satu orang serta pegawai asal Afghanistan. Itu merupakan serangan dalam dua pekan terakhir terhadap fasilitas AS di Kabul.Padahal, kompleks CIA merupakan kawasan yang dikawal ketat di Kabul. Sumber-sumber BBC di badan intelijen Afghanistan mengatakan, anggotanya yang berada di sekitar lokasi mendengar sebuah ledakan dan tembak- menembak kurang lebih sekitar 10 menit.
Mereka mengatakan, setidaknya satu penyerang tewas namun dia menolak merinci informasi itu. “Satu-satunya yang bisa kami benarkan bahwa saat itu CIA sempat mengundang seseorang masuk ke dalam dan kemudian orang itu berbalik menyerang mereka. Itu satu-satunya asumsi logis saya,” kata sumber lainnya. andika hendra m
Penegasan Islambad itu sangat bertolak belakang dengan permintaan Amerika Serikat (AS) untuk melancarkan serangan terhadap kelompok itu. Penolakan Islamabad atas perintah Washington menunjukkan keretakan hubungan keduanya. Keputusan itu dirilis setelah panglima militer Pakistan menggelar pertemuan mendadak dengan para petinggi lainnya pada akhir pekan lalu.
Mereka membahas klaimWashington terhadap keterlibatan Pemerintah Pakistan dalam membantu jaringan Haqqani ketika menyerang Kedubes AS di Kabul. Setelah perundingan itu, Kepala Staf Gabungan Pakistan Jenderal Khalid Shameem Wyne mengekspresikan kepeduliannya mengenai “pernyataan negatif” dan “hubungan yang memedihkan”dengan AS karena “situasi yang sangat kompleks”.Dalam pernyataan resmi militer, otoritas keamanan berkomitmen untuk menjamin keamanan di wilayah. Itu dapat dicapai dengan kerja sama yang saling menguntungkan dan didasari kepercayaan.
Hal itu dikuatkan Jenderal Ashfaq Kayani, yang dianggap sebagai orang paling kuat di Pakistan. Kayani menepis tuduhan Amerika sebagai tuduhan tidak berdasar.Kemudian, Perdana Menteri (PM) Yousuf Raza Gilani juga menggelar konferensi lintas partai.Upaya itu dilakukan untuk mengonsolidasikan tudingan AS. Men-urut Gilani, tuduhan Amerika itu hanya menunjukkan “kebingungan dan kebijakan yang kacau” dalam Pemerintahan AS. Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik hari Minggu (25/9) memaparkan,jaringan Haqqani itu dulu dibentuk dan dilatih oleh Badan Intelijen AS (CIA) dengan dukungan Pakistan.
Awal pendiriannya untuk melawan pendudukan Uni Soviet atas Afghanistan pada 1980-an. Sementara, menurut pejabat yang keamanan yang enggan disebutkan namanya, militer perlu melakukan konsolidasi untuk melancarkan serangan ke Waziristan Selatan di dekat perbatasan Afghanistan. Tempat itu merupakan basis kekuasaan Haqqani.“Saya tidak berpikir bahwa indikator mengarah ke perpecahan hubungan Islamabad dan Pakistan,” kata pejabat senior Pakistan. Kepada AFP, pejabat Pakistan lainnya juga menyatakan, pasukannya terlalu sibuk menghadapi serangan lintas batas dari Afghanistan dan gerilyawan lokal.
Pakistan memiliki 140.000 pasukan berbasis di perbatasan Afghanistan. Lebih dari 3.000 prajurit tewas sejak 2001. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan 2.735 tentara Barat yang tewas dalam pertempuran dengan Taliban di Afghanistan. Sebelumnya Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Laksamana Mike Mullen mengatakan kepada SenatAmerika bahwa jaringan Haqqani itu bertindak sebagai perpanjangan tangan Badan Intelijen Pakistan (ISI) dan merencanakan serta menjalankan serangan Atas kedutaan Amerika di Kabul dan pangkalan- pangkalan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan.
Kini sentimen anti-Amerika juga semakin menguat di Pakistan.“ Sebuah kesalahan besar karena penguasa kita mendukung Amerika,” ujar Khan Alam Marwat, 40, pengawai penjualan di Islamabad. Sentimen publik itu mendorong kebijakan pemerintah Pakistan kerap bertolak belakang dengan AS. Apalagi, sebelumnya Sirajuddin Haqqani,kepala jaringan Haqqani, menyatakan kelompoknya tidak lagi memiliki basis di Pakistan. Mereka mengklaim lebih aman beroperasi di Afghanistan.
Dari Afghanistan, seorang pegawai Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah AS melakukan serangan di kantor CIA di Kabul pada Minggu malam waktu setempat.Serangan itu menewaskan seorang anggota CIA, melukai satu orang serta pegawai asal Afghanistan. Itu merupakan serangan dalam dua pekan terakhir terhadap fasilitas AS di Kabul.Padahal, kompleks CIA merupakan kawasan yang dikawal ketat di Kabul. Sumber-sumber BBC di badan intelijen Afghanistan mengatakan, anggotanya yang berada di sekitar lokasi mendengar sebuah ledakan dan tembak- menembak kurang lebih sekitar 10 menit.
Mereka mengatakan, setidaknya satu penyerang tewas namun dia menolak merinci informasi itu. “Satu-satunya yang bisa kami benarkan bahwa saat itu CIA sempat mengundang seseorang masuk ke dalam dan kemudian orang itu berbalik menyerang mereka. Itu satu-satunya asumsi logis saya,” kata sumber lainnya. andika hendra m
Komentar