China Tutup Pembuat Panel PLTS

HAINING – Di saat banyak negara beralih ke tenaga listrik alternatif, pemerintah China kemarin malah memerintahkan penutupan pabrik yang memproduksi panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Penutupan itu merupakan reaksi cepat dan tepat yang dilakukan pemerintah setelah 12.000 penduduk lokal menggelar aksi demonstrasi yang berbuntut kekerasan. Para warga marah karena polusi yang ditimbulkan pabrik itu sangat membahayakan penduduk. Keputusan Beijing yang dinilai janggal itu memang bertolak belakang dengan kebijakan Negeri Panda untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Kini China seperti lebih memilih kepedulian terhadap warga dan lingkungan dengan menutup PLTS itu. Pasalnya,kerusakan lingkungan memang telah meluas ke berbagai penjuru wilayah di China. Pemerintah Kota Haining kemarin telah mengadakan tes polusi yang menunjukkan terjadi peningkatan kadar fluorida yang sangat berlebihan. Jika dibiarkan, polusi itu bakal menjadi racun karena dosisnya bakal mengalami peningkatan.

“Kami memerintahkan perusahaan untuk menghentikan produksi dan merevisi semua prosedur produksi, termasuk emisi polusi gas dan air,”demikian keterangan Pemerintah Kota Haining.“Kami akan berusaha menstabilkan kondisi dan mengajukan siapa saja yang melanggar hukum pada kasus ini.” Perusahaan pembuat panel PLTS yang ditutup adalah asal Amerika Serikat (AS) bernama Jinko Solar yang terletak di China timur laut.Jinko Solar yang terdaftar dalam Bursa Saham New York memiliki 10.000 pekerja di PLTS di Jiangxi dan Provinsi Zhejiang.

Menurut pimpinan PLTS Jingko Solar, Zhang Longgen, sampah yang mengandung fluorida disimpan di luar pabrik.Kemudian, sampah itu menyebar ke sungai karena hujan deras pada akhir Agustus silam. “Itu sebuah kecelakaan. Tumpukan sampah itu tidak dibuang tepat waktu,” kata Zhang kepada AFP. Zhang juga memastikan bahwa perusahaan akan membayar dampak buruk polusi kepada warga desa.“Tidak perlu bertindak berlebihan,” tegasnya.

Sementara, pemerintah kota juga menyebutkan polisi telah menahan seorang pria yang menyebarkan rumor di internet mengenai jumlah warga yang terkena leukemia dan kanker di dekat PLTS.Pria itu dikabarkan menjadi provokator yang memperkeruh suasana. Sebelumnya 500-an orang warga dari sejumlah desa di Provinsi Zhejiang melakukan unjuk rasa selama tiga hari akibat polusi yang dihasilkan sebuah perusahaan panel surya.

Warga menggelar aksinya di luar Zhejiang Jinko Solar Companym, di Haining City, sejak Kamis (15/9) lalu. Sebagian warga ada yang menerobos masuk ke dalam perusahaan dan menghancurkan sejumlah mobil milik perusahaan. Aksi ini dipicu kegelisahan warga desa Hongxiao karena ratusan ikan di sungai yang melintasi desa itu belakangan mati. “Warga menginginkan perusahaan itu dipindah ke tempat lain.

Saya sangat khawatir atas kesehatan generasi muda,” kata warga yang tak mau disebut namanya itu dikutip dari BBC. Selain merusak mobil-mobil milik perusahaan,empat mobil polisi juga hancur dalam demonstrasi pada Jumat (16/9). Cheng Hongming, Deputi Biro Pengawasan Lingkungan Haining,seperti dikutip kantor berita Xinhua mengatakan, limbah pabrik itu sudah gagal uji kelayakan sejak April lalu. “Biro pengawasan sudah memberi peringatan namun tidak diindahkan,”kata Hongming.

Dalam insiden terpisah, pemerintah Shanghai, Jumat (15/9) memerintahkan penutupan dua perusahaan di sebelah timur kota itu karena ancaman polusi. Dalam pernyataan resminya, Biro Pengawasan Lingkungan Shanghai mengatakan bahwa dalam darah sejumlah anak-anak di kawasan Kangqiao terdapat kandungan racun yang tinggi pada awal September. ● andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/429203/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford