Gempa Guncang Jepang

TOKYO– Jepang kemarin kembali dilanda bencana. Gempa berkekuatan 6,8 skala Richter (SR) mengguncang Negeri Sakura. Gempa itu memunculkan peringatan terjadinya tsunami.


Pusat gempa tidak jauh dari pusat gempa dan tsunami pada 11 Maret yang mengakibatkan 20.000 orang tewas dan memicu krisis nuklir terburuk di dunia setelah Chernobyl pada 25 tahun lalu. Pusat gempa pada kedalaman 20 km di bawah Samudra Pasifik atau 80 km tenggara Prefektur Miyagi.

Badan Meteorologi menyatakan ada peringatan tsunami setinggi 50 cm. Operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menyatakan tidak ada laporan kerusakan atau ketidaknormalan akibat gempa terbaru.Juru Bicara TEPCO Ai Tanaka mengatakan, para pekerja telah dievakuasi.

“ Tidak ada ketidaknormalan dalam operasi pendinginan di PLTN.Tingkat radiasi tidak menunjukkan perubahan yang tak normal,”katanya dikutip dari AFP. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik menyatakan, tidak ada ancaman yang meluas berupa tsunami di Samudra Pasifik akibat gempa Jepang kemarin.

Di kota pantai Ishinomaki gempa mengakibatkan gedung-gedung bergoyang kuat. Banyak pekerja yang berlindung di bawah meja kantor mereka. Satu jam setelah gempa, tidak ada laporan korban luka atau kerusakan. “Kita masih mengumpulkan informasi mengenai kerusakan dan korban,” kata Yumi Sato, juru bicara kantor Kota Ishinomaki.

Sementara, 45% anak yang berasal dari wilayah yang mengalami krisis nuklir ternyata ditemukan elemen radioaktif di dalam kelenjar tiroid mereka. Itu berdasarkan serangkaian tes dan pemeriksaan valid.Menurut pejabat yang enggan disebutkan namanya, konsentrasi yodium pada anakanak yang tinggal di Prefektur Fukushima tidak berbahaya bagi kesehatan.

Padahal, yodium radioaktif yang berkumpul di kelenjar tiroid dengan jumlah tertentu dapat meningkatkan risiko terkena kanker di kemudian hari. Sebelumnya pemerintah memeriksa lebih dari 1.000 anakanak yang berusia di atas 15 tahun pada dua pekan setelah gempa bumi 11 Maret.

Sebanyak 1.080 anak yang diperiksa, ternyata 482 atau 44,6% dikonfirmasi terkontaminasi radioaktif di dalam kelenjar tiroid mereka. Pejabat itu menyebutkan tidak ada satu pun anak-anak yang terkontaminasi hingga 0,2 microsieverts (mSv) per jam seperti yang ditentukan oleh Komisi Keselamatan Nuklir Jepang. andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/422322/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford