Kepler Deteksi Gempa Bintang
WASHINGTON(SINDO) – Teleskop raksasa Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Kepler berhasil merekam gempa dahsyat di bintang-bintang nun jauh di sana.
Gempa bintang itu menjadi acuan bagi para astronom untuk mempelajari usia, ukuran, dan evolusi bintang-bintang.Para ilmuwan menyatakan bahwa gempa bintang tersebut tidak pernah dideteksi oleh Kepler sebelumnya. Metode untuk mendeteksi gempa bintang itu menggunakan asteroseismologi. “Kita baru saja memasuki wilayah baru dalam astrofisika bintang,” ujar Thomas Kallinger,peneliti dari Universitas British Columbia dan Universitas Wina.“Kepler menyediakan data-data kepada kita dengan kualitas bagus sehingga mampu mengubah pandangan kita bagaimana bintang-bintang tersebut bekerja.” Gempa bintang juga terjadi pada satu bintang yang terus diamati Kepler, yaitu bintang yang diberi nama KIC 11026764.
Dengan mengamati getaran yang terjadi pada bintang tersebut, astronom lebih mengetahui bintang-bintang lain di alam semesta. KIC 11026764 merupakan bintang yang berusia 5,94 miliar tahun dan berukuran dua kali lipat dibandingkan matahari. Para ilmuwan yakin bahwa KIC 11026764 akan terus tumbuh berkembang dan menjadi bintang merah raksasa. Penemuan itu menunjukkan kecanggihan Kepler yang bernilai 400 juta poundsterling dan baru diluncurkan pada 2009 lalu dengan satu tujuan untuk menemukan dunia baru. Saat ini,Kepler masih terus memantau 100.00 di wilayah kecil Galaksi Bima Sakti. Misinya adalah untuk menemukan tandatanda planet berbatu yang mirip seperti Bumi. Selain itu,Kepler didesain untuk mendeteksi dunia alien.
Teleskop tersebut juga mampu memberikan pemahaman lebih baik masa depan bumi dan galaksi tempat tinggal manusia. Ilmuwan NASA Douglas Hudgins mengatakan, menggunakan data yang tidak paralel dari Kepler, para ilmuwan mampu mengamati struktur bintang- bintang dengan jelas. ”Dengan menggunakan data itu, ilmuwan mampu merevolusi pemahaman kita terhadap bintang dan strukturnya,” ujar Hudgins, ilmuwan program Kepler di NASA. ”Lagi pula, misi ini tidak memberatkan wajib pajak Amerika. Para ilmuwan itu dibiayai negara asal masing-masing.” Sejauh ini,Kepler telah mendeteksi 700 kandidat bintang yang diduga menjadi dunia alien.Tapi,para peneliti juga menggunakan pesawat antariksa untuk menganalisis bintang tersebut karena seperti planet yang berputar.
“Pengetahuan planet yang ditemukan Kepler seperti pengetahuan bintang- bintang dengan orbitnya,” ungkap penyidik misi Kepler, Natalie Batalha, dari Negara Bagian San Jose,Amerika Serikat. Ilmuwan juga menggunakan Kepler untuk meneliti struktur dan pola hidup sekitar 1.000 bintang merah raksasa. Menurut mereka,suatu hari nanti,Matahari akan menjadi salah satu bintang besar yang bersinar seperti itu. Bintang lain yang mengalami gempa adalah RR Lyrae. Bintang tersebut telah dikaji lebih 100 tahun dan telah menjadi bintang yang sangat penting dalam sistem kosmos. Cahaya bintang mampu bersinar pada 13,5 jam.
Selama itu, bintang tersebut dapat mengecil dan membesar yang disebut dengan efek Blazhko. “Data yang mampu dihimpun Kepler mampu memberikan kita sebuah pemahaman mengenai masa depan tata surya kita dan evolusi galaksi kita secara keseluruhan,” ujar Daniel Huber,dari Universitas Sydney.Daniel Huber mengatakan peneliti dapat lebih baik dalam mempelajari nasib bintang menjadi raksasa merah pada sekitar 5 miliar tahun seperti komposisi, massa,dan kepadatannya. Kepler dilengkapi sebuah kamera digital raksasa yang dikenal sebagai fotometer dan mampu memonitor cahaya lebih dari 150.000 bintang yang mengorbit di sekitar matahari.
Para ilmuwan menggunakan teleskop untuk mengkaji bintang-bintang dan merupakan kolaborasi internasional yang dikenal dengan Konsorsium Ilmu Pengetahuan Asteroseismik Kepler. Bagaimana cara kerja Kepler dalam mendeteksi gempa bintang? Kepler memantau gempa bintang dari gelombang suara yang berasal dari ribuan bintang yang jatuh memantul ke pesawat ruang angkasa NASA Kepler dan dicatat sebagai nada tinggi,rendah,dan segala sesuatu di antaranya.Amplitudo dan frekuensi setiap gelombang suara yang dideteksi Kepler menjadi film cahaya bintang yang memungkinkan untuk mengukur umur dan ukuran bintang dengan akurat.
“Penentuan massa, jari-jari, dan umur planet serta bintang utama menjadi acuan penting sebagai parameter yang dapat digunakan untuk menandai planet itu sendiri, misalnya rata-rata densitas yang memberikan wawasan ke dalam struktur internal dan komposisi,” kata Andrea Miglio dari University of Liege di Belgia. (MSNBC/Mirror/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/360207/
Gempa bintang itu menjadi acuan bagi para astronom untuk mempelajari usia, ukuran, dan evolusi bintang-bintang.Para ilmuwan menyatakan bahwa gempa bintang tersebut tidak pernah dideteksi oleh Kepler sebelumnya. Metode untuk mendeteksi gempa bintang itu menggunakan asteroseismologi. “Kita baru saja memasuki wilayah baru dalam astrofisika bintang,” ujar Thomas Kallinger,peneliti dari Universitas British Columbia dan Universitas Wina.“Kepler menyediakan data-data kepada kita dengan kualitas bagus sehingga mampu mengubah pandangan kita bagaimana bintang-bintang tersebut bekerja.” Gempa bintang juga terjadi pada satu bintang yang terus diamati Kepler, yaitu bintang yang diberi nama KIC 11026764.
Dengan mengamati getaran yang terjadi pada bintang tersebut, astronom lebih mengetahui bintang-bintang lain di alam semesta. KIC 11026764 merupakan bintang yang berusia 5,94 miliar tahun dan berukuran dua kali lipat dibandingkan matahari. Para ilmuwan yakin bahwa KIC 11026764 akan terus tumbuh berkembang dan menjadi bintang merah raksasa. Penemuan itu menunjukkan kecanggihan Kepler yang bernilai 400 juta poundsterling dan baru diluncurkan pada 2009 lalu dengan satu tujuan untuk menemukan dunia baru. Saat ini,Kepler masih terus memantau 100.00 di wilayah kecil Galaksi Bima Sakti. Misinya adalah untuk menemukan tandatanda planet berbatu yang mirip seperti Bumi. Selain itu,Kepler didesain untuk mendeteksi dunia alien.
Teleskop tersebut juga mampu memberikan pemahaman lebih baik masa depan bumi dan galaksi tempat tinggal manusia. Ilmuwan NASA Douglas Hudgins mengatakan, menggunakan data yang tidak paralel dari Kepler, para ilmuwan mampu mengamati struktur bintang- bintang dengan jelas. ”Dengan menggunakan data itu, ilmuwan mampu merevolusi pemahaman kita terhadap bintang dan strukturnya,” ujar Hudgins, ilmuwan program Kepler di NASA. ”Lagi pula, misi ini tidak memberatkan wajib pajak Amerika. Para ilmuwan itu dibiayai negara asal masing-masing.” Sejauh ini,Kepler telah mendeteksi 700 kandidat bintang yang diduga menjadi dunia alien.Tapi,para peneliti juga menggunakan pesawat antariksa untuk menganalisis bintang tersebut karena seperti planet yang berputar.
“Pengetahuan planet yang ditemukan Kepler seperti pengetahuan bintang- bintang dengan orbitnya,” ungkap penyidik misi Kepler, Natalie Batalha, dari Negara Bagian San Jose,Amerika Serikat. Ilmuwan juga menggunakan Kepler untuk meneliti struktur dan pola hidup sekitar 1.000 bintang merah raksasa. Menurut mereka,suatu hari nanti,Matahari akan menjadi salah satu bintang besar yang bersinar seperti itu. Bintang lain yang mengalami gempa adalah RR Lyrae. Bintang tersebut telah dikaji lebih 100 tahun dan telah menjadi bintang yang sangat penting dalam sistem kosmos. Cahaya bintang mampu bersinar pada 13,5 jam.
Selama itu, bintang tersebut dapat mengecil dan membesar yang disebut dengan efek Blazhko. “Data yang mampu dihimpun Kepler mampu memberikan kita sebuah pemahaman mengenai masa depan tata surya kita dan evolusi galaksi kita secara keseluruhan,” ujar Daniel Huber,dari Universitas Sydney.Daniel Huber mengatakan peneliti dapat lebih baik dalam mempelajari nasib bintang menjadi raksasa merah pada sekitar 5 miliar tahun seperti komposisi, massa,dan kepadatannya. Kepler dilengkapi sebuah kamera digital raksasa yang dikenal sebagai fotometer dan mampu memonitor cahaya lebih dari 150.000 bintang yang mengorbit di sekitar matahari.
Para ilmuwan menggunakan teleskop untuk mengkaji bintang-bintang dan merupakan kolaborasi internasional yang dikenal dengan Konsorsium Ilmu Pengetahuan Asteroseismik Kepler. Bagaimana cara kerja Kepler dalam mendeteksi gempa bintang? Kepler memantau gempa bintang dari gelombang suara yang berasal dari ribuan bintang yang jatuh memantul ke pesawat ruang angkasa NASA Kepler dan dicatat sebagai nada tinggi,rendah,dan segala sesuatu di antaranya.Amplitudo dan frekuensi setiap gelombang suara yang dideteksi Kepler menjadi film cahaya bintang yang memungkinkan untuk mengukur umur dan ukuran bintang dengan akurat.
“Penentuan massa, jari-jari, dan umur planet serta bintang utama menjadi acuan penting sebagai parameter yang dapat digunakan untuk menandai planet itu sendiri, misalnya rata-rata densitas yang memberikan wawasan ke dalam struktur internal dan komposisi,” kata Andrea Miglio dari University of Liege di Belgia. (MSNBC/Mirror/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/360207/
Komentar