Brunello Cucinelli; Pengusaha yang Mengutamakan Konsep Kerja Humanis
Bagi Brunello Cucinelli,2010 merupakan tahun keberuntungan.Selain bisnisnya selamat dari terjangan badai krisis keuangan global,dia pun berulang kali mendapatkan penghargaan bergengsi dalam bidang bisnis.
CUCINELLI ditahbiskan sebagai peraih The Forum Prize 2010 oleh majalah Textilwirtschaft di Heidelberg, Jerman, Mei lalu. Sebelumnya, pada Januari lalu, dia mendapatkan penghargaan prestisius Leonardo Prize yang diberikan langsung oleh Presiden Italia.Pria berusia 56 tahun itu pun pernah dinobatkan sebagai Entrepreneur of The Year Italia pada 2009.
“Penghargaan itu juga berasal dari kemauan dan semangat tim kerja. Saya mengembangkan model kerja yang humanis terhadap semua pekerja dibandingkan motif ekonomi semata,”ujar Cucinelli kepada Fashion Wire Daily.Dia menamakan bisnisnya dengan nama kelompok bisnis Cucinelli. Cucinelli mengungkapkan, konsep bisnis yang mengutamakan perlakuan psikologis yang baikdan kualitas hidup yang sehat di tempat kerja juga menjadi faktor utama yang menyebabkan dirinya meraih berbagai penghargaan.
Dia juga mengembangkan sikap sosial dengan merenovasi dan merestorasi gedung-gedung bersejarah serta memberikan bantuan dalam bidang pendidikan dan budaya. Bisnis Cucinelli mampu bertahan di kala krisis keuangan global. Padahal, produk pakaian yang diproduksinya tergolong barangbarang mewah, misalnya harga sepotong pakaian berbahan kain kashmir bisa mencapai USD2.000 (Rp18 juta).
Meski demikian, bisnisnya terus berkembang. Pada September lalu, dia membuka butik mewahnya di kawasan Via Borgognona Roma,Italia. Pada tahun ini, dia merencanakan membuka 10 butik baru.Pendapatan perusahaan pada 2009 mencapai 154 juta euro atau meningkat 7% dibandingkan tahun lalu. Produk pakaian Cucinelli pun telah dijual di puluhan butik ternama yang tersebar di New York, Paris, Beverly Hills,London,Saint Tropez, dan pusat belanja kelas jet setseperti Saks Fifth Avenue, Neiman Marcus, dan Bergdorf Goodman.
Apa yang diperoleh Cucinelli saat ini tak pernah terbayangkan di masa kecil dulu. Maklum, dia berasal dari keluarga biasa. Jatuh bangun mengelola bisnis tak membuatnya patah semangat. Dia memulai bisnis kain halus kashmir pada 1978 dari sebuah toko kecil dan mengirim kreasinya ke Jerman dan Amerika Serikat (AS).Kini perusahaannya mempekerjakan 500 karyawan dan 1.000 pekerja kontrak.
Jiwa sosial Cucinelli sangat tinggi. Pada 1985 Cucinelli membeli kastil yang dibangun pada abad ke- 14 di bukit Kota Umbrian di Solomeo. Kota Umbrian berubah 180 derajat dibandingkan dua dekade silam. Dia kemudian menjadikan kastil itu sebagai markas besar perusahaannya setelah renovasi selesai pada 1987. Itu semua tak lepas dari prinsip yang dipegang Cucinelli yang bercita-cita menjadi pengusaha yang juga filosof.
Selain misi sosial, Cucinelli juga dikenal sebagai pengusaha yang bijaksana meski dia mengakui sendiri bahwa dirinya adalah seorang kapitalis sejati.“Ketika orang menemukan kondisi yang cocok dalam hidup, dia akan lebih kreatif. Jika kita ingin membuat barang berkualitas bagus, kita membutuhkan sumber daya manusia. Untuk meyakinkan manusia melakukan pekerjaannya dengan baik,kita perlu membuat pekerjaan itu bermartabat,” paparnya kepada Reuters.
Cucinelli berpegang teguh pada prinsip ini karena termotivasi oleh pengalaman masa lalunya. Ketika berusia 15 tahun, dia melihat ayahnya pulang ke rumah dengan berlinang air mata.Ayahnya adalah seorang petani yang terpaksa bekerja sebagai buruh di pabrik semen. “Ayah saya datang ke rumah dari pabrik dengan air mata menetes.
Sejak saat itu saya berketetapan hati,apa pun yang saya lakukan dalam hidup,saya akan menciptakan pekerjaan yang lebih manusiawi,” cita-citanya kala itu. Prinsip tersebut benar-benar dipegang saat ini. Cucinelli dijuluki sebagai pengusaha yang unik.Dia memberlakukan aturan kerja yang tak seperti biasanya pada perusahaan umum.
Tidak ada kartu absen bagi pekerja. Kemudian makan siang dengan harga murah, dan aturan yang ada hanya tempelan stiker di dinding mengutip kata-kata bijak para filsuf dan penulis. Setiap pukul 13.00 WIB, tidak ada bel tanda istirahat.Para pekerja diberi waktu longgar ke restoran untuk makan siang selama 90 menit.
Tidak ada seorang pun di Solomeo yang mengawasi apakah pekerja tidak datang kembali tepat waktu setelah makan siang.Pekerja yang makan siang di kantor hanya membayar 2,8 euro atau Rp40.000 untuk tiga kali makan yang dimasak oleh perempuan lokal dengan bahan lokal. Bukan cuma itu saja, Cucinelli membangun fasilitas-fasilitas bagi para pekerjanya seperti gereja, teater, bioskop,maupun kompleks olah raga. Semuanya dapat dinikmati oleh karyawannya. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/332858/
Komentar