Jamie Murray Wells; Mengalihkan Penjualan Kacamata melalui Online


Jamie Murray Wells,26,dijuluki sebagai raja kacamata Inggris.Julukan itu layak disandangnya karena dia mampu mendobrak penjualan kacamata yang sebelumnya identik dengan optik,beralih menjadi penjualan onlinemelalui Glasses Direct.


KINI bisnis yang dikelolanya pun menghasilkan pendapatan tahunan senilai USD5 juta dan mampu menjual sepasang kacamata setiap tiga menit. Untuk menggenjot usahanya, pekan lalu Wells meluncurkan HearingDirect.com. HearingDirect. com ditujukan untuk 8 juta penduduk Inggris agar bisa berkonsultasi tentang mata via internet. “Saya masih mengembangkan sayap bisnis baru setelah meluncurkan Glasses Direct,”katanya.

Semuanya berawal pada 2004, ketika Well mendirikan Glasses Direct, pusat penjualan kacamata secara online pertama kali di Inggris.Ketika itu,dia masih kuliah di Universitas West of England. Dia mendapatkan inspirasi mendirikan Glasses Directsaat ujian kuliah. Ketika itu, dia baru menyadari bahwa pengelihatannya mulai kabur dan membutuhkan kacamata. Saat itu dia baru mengetahui bahwa harga kacamata cukup mahal. Kemudian dia menghubungi perusahaan pembuat kacamata. Dari situ dia mengetahui bahwa harga kacamata di pasaran yang seharga 150 poundsterling ternyata biaya produksinya hanya 7 poundsterling. Terinspirasi dari hal tersebut, dia pun ingin mendirikan bisnis penjualan kacamata dengan harga yang murah.

Awalnya dia menemui kendala karena sulitnya mendapatkan kredit dari bank. Wells lantas menggunakan fasilitas kredit mahasiswa di kampusnya dan mendapatkan dana segar senilai USD2.000. Dengan modal awal tersebut, dia membeli kacamata senilai USD300. Wells mendobrak pandangan masyarakat Inggris yang sebelum membeli kacamata di toko optik diubah membeli via internet.Para pembeli tinggal mengirimkan resep dan membayar melalui bank. Wells menghemat biaya sewa toko sehingga mampu menekan harga kacamata. “Pada awalnya, ide saya mendapatkan tentangan dari perusahaan kacamata.Mereka bilang, ‘model penjualan kacamata Anda salah,’” kata Wells seperti dikutip dari Forbes.

Untungnya, dia memiliki teman-teman dan keluarga yang mendukung idenya. “Yang terpenting dalam bisnis adalah aliran uang yang lancar seperti elang.Awalnya, saya juga bekerja sebagai bagian pelayanan, pemasaran, humas, dan akuntan,” tuturnya. Upaya Wells tidak sia-sia.Pada tahun pertama saja pendapatan Glasses Direct sudah mencapai USD2 juta.Ketika itu, dia mampu menjual 22.000 kacamata. Pada tahun kedua Well membutuhkan investor untuk mengembangkan sayap-sayap bisnisnya.“Saya pun membujuk beberapa investor dan menjanjikan mereka grafik penjualan yang meningkat,” tuturnya. Presentasi yang menghipnotis, Wells meraih dana segar USD34 juta dari Highland Capital, Index Ventures,dan Munich-based Acton Capital Partners.

Dia pun menjadi anak muda yang mampu membangun kekayaan pribadinya hingga jutaan dolar sebelum lulus kuliah. Belajar dari apa yang dilakukan Wells, sebenarnya menjadi wirausahawan harus mampu mengidentifikasi masalah dan mendirikan perusahaan untuk memecahkan problem kehidupan. Dengan modal seadanya, fokus pribadi,manajemen keuangan paspasan, dan optimisme,Wells mampu membuktikan pada dunia bahwa anak muda mampu menjadi orang kaya. “Memiliki pendiri bisnis yang masih berusia muda menjadikan prospek bisnis memiliki harapan untuk berkembang. Kepribadian anak muda juga selalu memiliki untuk maju dan tak takut risiko,’’ katanya. Wells mampu menjadi pemuda yang sukses bukannya tanpa bantuan mentor.

Dia memiliki guru yang andal yakni, dokter mata Dr David Spalton dan David Magliana, guru bidang pemasaran bisnis.“Sebagai wirausahawan, suatu hal yang mudah untuk mendekati banyak orang untuk dimintai nasihat dan arahan,” ungkap Wells yang kini memiliki 70 karyawan. Walaupun sudah berhasil mewujudkan mimpinya,Wells masih mempunyai ambisi lain. Dia ingin berekspansi ke Amerika Serikat (AS)? “AS selalu dalam radar ekspansi kita. Kita ingin menjadikan Glasses Direct menjadi merek yang mendunia. Kini kita masih mencari beberapa alternatif dalam hal struktur perusahaan terlebih dahulu,” ungkapnya.

Dia yakin keinginan untuk menjadi pemain global tidak akan terpengaruh resesi yang masih mengancam.“ Solusinya kita memberikan alternatif harga yang sesuai dengan pelanggan,”paparnya. Karena keberhasilannya,Wells pun mendapatkan beragam penghargaan. Pada 2005 dia meraih Shell LiveWIRE Award untuk kategori kewirausahaan, the 2005 Natwest Business of the Year and Entrepreneur of the Year Award, dan the 2006 Isambard Kingdom Brunel Young Entrepreneur Award. Tahun lalu Wells berhasil menjadi pria termuda yang berhasil meraih The Queen’s Award for Enterprise Promotion. Meski sibuk dalam urusan bisnis, dunia politik juga tak ditinggalkan Wells.

Dia bergabung dengan partai berkuasa Partai Buruh dan oposisi Partai Konservatif sebagai penasihat urusan bisnis dan perusahaan. Dia juga menjadi anggota the New Enterprise Council. Ke depannya Wells memang berniat terjun ke panggung politik Inggris. (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/306808/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford