Linus Torvalds: Belajar dari Kekecewaan,Gapai Kesuksesan
INOVASItidak lepas dari dunia teknologi informasi. Siapa yang berhenti berinovasi dan berkreasi,otomatis akan mati.Prinsip itu melekat pada sosok Linus Torvalds,pendiri peranti lunak berbasis open source.
Baru-baru ini Torvalds merilis Linux 2.6.30 kernel.Dia menyebutkan, varian baru tersebut mampu menutupi kekurangan yang ada pada produk sebelumnya. Salah satu kelebihannya adalah adanya fastboot, jadinya ada mekanisme untuk mempercepat proses operasionalnya. “Saya yakin bahwa kita lupa akan sesuatu yang lain.
Saya mengetahui bahwa kita memiliki beberapa hal yang terlupakan,” ungkap Torvalds seperti dikutip dari SYS-CON Media. “Kita berusaha menutupi kekurangan tersebut dengan varian baru yang lebih baik,” imbuhnya. Linux 2.6.30 dirilis untuk menggantikan Linux 2.6.29 yang juga baru dikeluarkan beberapa bulan lalu.
Nama besar Torvalds memang melekat pada pemerhati dan pengguna open source. Dia pun dijuluki sebagai Bapak Open Source Dunia. Semuanya bermula pada 1988, ketika itu Torvalds kuliah di University of Helsinki dengan Jurusan Ilmu Komputer.Di masa perkuliahan, mahasiswa umumnya menggunakan Minix.Minix merupakan sebuah sistem operasi berbasis Unix yang dibuat Andrew Tannenbaum.
Tannenbaum adalah salah satu dosen Linus yang menggunakan Minix sebagai alat belajar-mengajar. Jiwa pemberontaknya mulai muncul.Torvalds tidak menyukai sistem komputer tersebut.Tak hanya kecewa,dia pun memutar otak untuk mencari solusi untuk menghasilkan sistem operasional komputer yang lebih bagus dibandingkan Minix.
Hingga 1991,saat masih di bangku kuliah, Linus membeli IBM compatible PC berprosesor Intel 386. Sayangnya, Torvalds tidak puas dengan sistem operasi MS-DOS dalam PC tersebut. Ketika itu, dia berpikir bahwa sistem operasi tidak mengikuti perkembangan yang pesawat seperti perangkat kerasnya. MS-DOS itu juga dirasa tidak dapat memanfaatkan seluruh kemampuan chip 386.
Dia lalu berniat untuk mengganti sistem operasi PC tersebut. Dia pun berkonsentrasi pada proyek pembuatan sistem operasi ini. Hingga pada Agustus 1991,Torvalds mengumumkan sistem operasi buatannya ke forum pengguna Minix.Tujuannya adalah untuk diuji coba oleh rekan-rekannya sesama pengguna Minix.
Sebulan kemudian, ia berhasil menyelesaikan versi awal dan versi resmi pertama sistem operasi Torvalds. Awalnya dia ingin menamakan sistem operasinya dengan nama Freax, kombinasi dari free, freak, dan Minix. Namun, akhirnya dia memilih Linux yang merupakan singkatan dari Linus Minix.
Torvalds memutuskan untuk menyebarkan Linux dalam lisensi GNU General Public Licence (GPL). Dengan GPL, orang bebas mempelajari, menggunakan, memodifikasi, memperluas, dan mendistribusikan peranti lunak yang bersangkutan. Syaratnya, source code alias kode pemrograman asli dari peranti lunak tersebut harus boleh digunakan secara cumacuma.
Torvalds tahu risikonya menggunakan sistem GPL. Dia tidak akan mendapatkan uang banyak. Namun,dia berpikir bahwa dengan begitu akan banyak programmer dari seluruh dunia tertarik dan antusias untuk membantu Linux membangun embrio sistem operasi tersebut. Bisa ditebak, popularitas sistem operasi Linux berkembang pesat! Tahun demi tahun, korporasi besar menyadari akan pentingnya Linux.
Mereka menganggap perlu ada pesaing Microsoft Windows. Mulai dari Oracle, Intel, Netscape, Corel, pun mengungkapkan keinginannya untuk mendukung Linux. Hingga kemudian,Apache, web servergratisan yang sangat sukses di pasaran, mendukung sistem operasi Linux. Penggiat teknologi informasi menganggap Torvalds merupakan pahlawan. Dia sangat kontras dibandingkan Bill Gates.
Betapa tidak, jika Bill Gates membuat sistem operasi untuk dijual dan menjadi kaya raya, dengan kata lain sangat berorientasi bisnis, maka Torvalds adalah kebalikannya.Torvalds tetap hidup dalam kesederhanaan karena sistem operasi buatannya digunakan secara cuma-cuma oleh siapa pun yang membutuhkan.Menurut Torvalds, apa yang dilakukannya hanyalah untuk berbagi.
Prinsip berbagi kepada sesama sangat diterapkannya. Namun, seperti kata pepatah, rezeki memang tidak akan lari ke mana-mana. Torvalds mendapatkan saham dari RedHat dan VA Linux (perusahaan pembuat Linux untuk kalangan perusahaan). Ketika RedHat dan VA Linux (kini berubah nama menjadi VA Software) go public,nilai saham Linus di kedua perusahaan tersebut membengkak.
Mendadak, Linus Torvalds pun menjadi orang yang kaya raya. Ketika Torvalds membagibagikan kode sumber (source code) kernel Linux seukuran cakram via internet pada 1991, dia tidak menduga bahwa apa yang dimulainya melahirkan sebuah bisnis bernilai miliaran dolar di kemudian hari. Kini,Linux mampu dikembangkan ke dalam server, komputer desktop, tablet PC, PDA, handphone, GPS, robot,mobil,hingga pesawat ulangalik buatan NASA.
Hingga kini lebih dari 20% pangsa pasar desktop di seluruh dunia menggunakan Linux jauh di atas Machintosh dan terus mengejar desktop Windows. Kemudian lebih dari 12,7% server di seluruh dunia menggunakan Linux,jauh di atas UNIX,BSD, Solaris, dan terus meningkat menggerus pangsa pasar server Microsoft.
Saat ini Linus meninggalkan posisi menjanjikan di perusahaan semikonduktor Transmeta dan tinggal bersama istri dan tiga anaknya di sebuah bukit di desa di Portland, Oregon, USA, berdekatan dengan markas Open Source Development Labs. Menanggapi kesuksesannya? Torvalds menganggap bahwa dia menghindari rencana jangka panjang. “Saya selalu berpikir easy going dengan segala sesuatu yang baru.
Saya tidak pernah berpikir sebelum saya menghadapi permasalahan itu,” paparnya. Satu hal yang ada di pikirannya adalah membuat Linux selalu lebih baik dan lebih baik lagi. Torvalds pun selalu bangga bisa menciptakan jutawan baru dari Linux. Mulai dari RedHat, Suse, Debian,Mandriva,Ubuntu,dan banyak lagi pengembang peranti lunak open source yang meraih keuntungan besar dari Linux.
Siapa sebenarnya Torvalds? Dia dilahirkan di Helsinki, Finlandia, menjelang akhir 1969.Sekitar satu dekade kemudian,Torvalds kecil yang menggemari komputer bosan dan frustrasi dengan programprogram komputer yang ada.Itulah yang memicu Linus untuk membuat sendiri program untuk komputernya. Dia lahir dari keluarga jurnalis.Namun,dia mampu menggebrak dunia teknologi dengan perubahan besar. (andika hendra m)
Baru-baru ini Torvalds merilis Linux 2.6.30 kernel.Dia menyebutkan, varian baru tersebut mampu menutupi kekurangan yang ada pada produk sebelumnya. Salah satu kelebihannya adalah adanya fastboot, jadinya ada mekanisme untuk mempercepat proses operasionalnya. “Saya yakin bahwa kita lupa akan sesuatu yang lain.
Saya mengetahui bahwa kita memiliki beberapa hal yang terlupakan,” ungkap Torvalds seperti dikutip dari SYS-CON Media. “Kita berusaha menutupi kekurangan tersebut dengan varian baru yang lebih baik,” imbuhnya. Linux 2.6.30 dirilis untuk menggantikan Linux 2.6.29 yang juga baru dikeluarkan beberapa bulan lalu.
Nama besar Torvalds memang melekat pada pemerhati dan pengguna open source. Dia pun dijuluki sebagai Bapak Open Source Dunia. Semuanya bermula pada 1988, ketika itu Torvalds kuliah di University of Helsinki dengan Jurusan Ilmu Komputer.Di masa perkuliahan, mahasiswa umumnya menggunakan Minix.Minix merupakan sebuah sistem operasi berbasis Unix yang dibuat Andrew Tannenbaum.
Tannenbaum adalah salah satu dosen Linus yang menggunakan Minix sebagai alat belajar-mengajar. Jiwa pemberontaknya mulai muncul.Torvalds tidak menyukai sistem komputer tersebut.Tak hanya kecewa,dia pun memutar otak untuk mencari solusi untuk menghasilkan sistem operasional komputer yang lebih bagus dibandingkan Minix.
Hingga 1991,saat masih di bangku kuliah, Linus membeli IBM compatible PC berprosesor Intel 386. Sayangnya, Torvalds tidak puas dengan sistem operasi MS-DOS dalam PC tersebut. Ketika itu, dia berpikir bahwa sistem operasi tidak mengikuti perkembangan yang pesawat seperti perangkat kerasnya. MS-DOS itu juga dirasa tidak dapat memanfaatkan seluruh kemampuan chip 386.
Dia lalu berniat untuk mengganti sistem operasi PC tersebut. Dia pun berkonsentrasi pada proyek pembuatan sistem operasi ini. Hingga pada Agustus 1991,Torvalds mengumumkan sistem operasi buatannya ke forum pengguna Minix.Tujuannya adalah untuk diuji coba oleh rekan-rekannya sesama pengguna Minix.
Sebulan kemudian, ia berhasil menyelesaikan versi awal dan versi resmi pertama sistem operasi Torvalds. Awalnya dia ingin menamakan sistem operasinya dengan nama Freax, kombinasi dari free, freak, dan Minix. Namun, akhirnya dia memilih Linux yang merupakan singkatan dari Linus Minix.
Torvalds memutuskan untuk menyebarkan Linux dalam lisensi GNU General Public Licence (GPL). Dengan GPL, orang bebas mempelajari, menggunakan, memodifikasi, memperluas, dan mendistribusikan peranti lunak yang bersangkutan. Syaratnya, source code alias kode pemrograman asli dari peranti lunak tersebut harus boleh digunakan secara cumacuma.
Torvalds tahu risikonya menggunakan sistem GPL. Dia tidak akan mendapatkan uang banyak. Namun,dia berpikir bahwa dengan begitu akan banyak programmer dari seluruh dunia tertarik dan antusias untuk membantu Linux membangun embrio sistem operasi tersebut. Bisa ditebak, popularitas sistem operasi Linux berkembang pesat! Tahun demi tahun, korporasi besar menyadari akan pentingnya Linux.
Mereka menganggap perlu ada pesaing Microsoft Windows. Mulai dari Oracle, Intel, Netscape, Corel, pun mengungkapkan keinginannya untuk mendukung Linux. Hingga kemudian,Apache, web servergratisan yang sangat sukses di pasaran, mendukung sistem operasi Linux. Penggiat teknologi informasi menganggap Torvalds merupakan pahlawan. Dia sangat kontras dibandingkan Bill Gates.
Betapa tidak, jika Bill Gates membuat sistem operasi untuk dijual dan menjadi kaya raya, dengan kata lain sangat berorientasi bisnis, maka Torvalds adalah kebalikannya.Torvalds tetap hidup dalam kesederhanaan karena sistem operasi buatannya digunakan secara cuma-cuma oleh siapa pun yang membutuhkan.Menurut Torvalds, apa yang dilakukannya hanyalah untuk berbagi.
Prinsip berbagi kepada sesama sangat diterapkannya. Namun, seperti kata pepatah, rezeki memang tidak akan lari ke mana-mana. Torvalds mendapatkan saham dari RedHat dan VA Linux (perusahaan pembuat Linux untuk kalangan perusahaan). Ketika RedHat dan VA Linux (kini berubah nama menjadi VA Software) go public,nilai saham Linus di kedua perusahaan tersebut membengkak.
Mendadak, Linus Torvalds pun menjadi orang yang kaya raya. Ketika Torvalds membagibagikan kode sumber (source code) kernel Linux seukuran cakram via internet pada 1991, dia tidak menduga bahwa apa yang dimulainya melahirkan sebuah bisnis bernilai miliaran dolar di kemudian hari. Kini,Linux mampu dikembangkan ke dalam server, komputer desktop, tablet PC, PDA, handphone, GPS, robot,mobil,hingga pesawat ulangalik buatan NASA.
Hingga kini lebih dari 20% pangsa pasar desktop di seluruh dunia menggunakan Linux jauh di atas Machintosh dan terus mengejar desktop Windows. Kemudian lebih dari 12,7% server di seluruh dunia menggunakan Linux,jauh di atas UNIX,BSD, Solaris, dan terus meningkat menggerus pangsa pasar server Microsoft.
Saat ini Linus meninggalkan posisi menjanjikan di perusahaan semikonduktor Transmeta dan tinggal bersama istri dan tiga anaknya di sebuah bukit di desa di Portland, Oregon, USA, berdekatan dengan markas Open Source Development Labs. Menanggapi kesuksesannya? Torvalds menganggap bahwa dia menghindari rencana jangka panjang. “Saya selalu berpikir easy going dengan segala sesuatu yang baru.
Saya tidak pernah berpikir sebelum saya menghadapi permasalahan itu,” paparnya. Satu hal yang ada di pikirannya adalah membuat Linux selalu lebih baik dan lebih baik lagi. Torvalds pun selalu bangga bisa menciptakan jutawan baru dari Linux. Mulai dari RedHat, Suse, Debian,Mandriva,Ubuntu,dan banyak lagi pengembang peranti lunak open source yang meraih keuntungan besar dari Linux.
Siapa sebenarnya Torvalds? Dia dilahirkan di Helsinki, Finlandia, menjelang akhir 1969.Sekitar satu dekade kemudian,Torvalds kecil yang menggemari komputer bosan dan frustrasi dengan programprogram komputer yang ada.Itulah yang memicu Linus untuk membuat sendiri program untuk komputernya. Dia lahir dari keluarga jurnalis.Namun,dia mampu menggebrak dunia teknologi dengan perubahan besar. (andika hendra m)
Komentar