Pemimpin Gerilyawan Darfur Menyerah

THE HAGUE (SI) – Bahar Idriss Abu Garda, pemimpin gerilyawan Darfur yang dituduh melancarkan serangan terhadap 12 pasukan penjaga perdamaian,tampil dalam persidangan yang digelar kemarin.

Pemimpin Front Pertahanan Bersatu tersebut menyerah ke pengadilan kejahatan perang di The Hague, Belanda,pada Minggu (17/5). Garda tampil untuk pertama kalinya di pengadilan kejahatan perang (ICC) yang menyidangkan berbagai kasus konflik Darfur, Sudan.Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut,konflik Darfur telah menewaskan 300.000 jiwa dan memaksa 2,2 juta warga mengungsi sejak 2003.

Konflik tersebut berawal ketika pemberontak dari etnik minoritas mengangkat senjata melawan rezim yang dikuasai etnik Arab. Mereka menginginkan pembagian kekuasaan dan sumber daya alam yang adil. Pemerintah Sudan menyebut 10.000 warganya telah tewas dalam konflik tersebut.

Abu Garda tiba di Belanda pada Minggu (17/5) dan bertemu dengan hakim di ICC kemarin. Dia bakal menghadapi tiga dakwaan kejahatan perang, termasuk pembunuhan dan penjarahan.Tidak ketinggalan serangan di markas Haskanita di Darfur utara pada September 2007 yang menewaskan 12 tentara Uni Afrika dan melukai delapan tentara lain.

Abu Garda membantah keterlibatannya dalam serangan tersebut. Dia sebenarnya berencana menyerahkan diri ke The Hague pada November silam. ”Saya akan pergi, tidak masalah,” paparnya. ”Saya tahu, saya tidak terlibat,” imbuhnya. Jaksa penuntut ICC Luis Moreno- Ocampo menggambarkan tindakan tersebut merupakan serangan paling serius terhadap pasukan penjaga perdamaian di Darfur. (AFP/Rtr/andika hm)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/239542/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford