Jodi Picoult, Mengangkat Kisah Keluarga Menjadi Fenomena

Penulis Amerika Serikat (AS),Jodi Picoult, menyentak perhatian para penggemar cerita fiksi setelah menerbitkan novel yang ke-16, Handle With Care,baru-baru ini.

PICOULT menanggalkan kisahkisah yang lekat dalam novel-novel sebelumnya. Bunuh diri, pemerkosaan, dan kehidupan merana sudah tidak ada lagi. Dalam novel terbarunya Picoult bercerita tentang kehidupan anak-anak yang tidak sah secara hukum.Dia terinspirasi oleh kasus hukum anak cacat yang pernah dibacanya.

”Ketika saya membaca kasus itu saya sangat terpukul,” katanya. Dia mengaku tidak percaya dengan orangtua yang mengajukan tuntutan ke pengadilan atas kelahiran putranya yang cacat. ”Saya tidak percaya bahwa ada orangtua seperti itu,” imbuhnya kepada The Dallas Morning News. Novel itu berkisah tentang seorang gadis kecil berusia lima tahun bernama Willow.

Gadis mungil itu memiliki kelainan penyakit tulang yang rapuh dan kronis.Kemudian orangtuanya mengajukan tuntutan ke pengadilan atas kesalahan kelahiran. Mereka mengklaim seharusnya dokter mampu mendeteksi sebelum kelahiran putra mereka. Handle With Care merupakan satu dari sekian novel yang ditulis melalui tahap penelitian dan kajian mendalam.

Ibu berusia 42 tahun itu selama penelitian mengaku tidak habis berpikir, ada orangtua yang protes dengan kondisi putri mereka. ”Saya sendiri telah bertemu dengan orangtua tunggal yang mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan kehadiran anak itu. Mereka bilang anaknya tidak perlu dilahirkan ke dunia ini,”katanya.

Segi positifnya, kata Picoult, orangtua itu khawatir jika mereka tidak mampu memberikan yang terbaik kepada anaknya.Mereka khawatir, jika mereka meninggal dunia, putra mereka tidak dapat hidup mandiri.Namun menurut Picoult, jika kasus ini dibawa ke ranah hukum, itu bakal membawa konsekuensi buruk jika orangtua macam itu berhasil memenangkan kasus.

Picoult juga berencana meluncurkan novel,tahun depan,berjudul House Rules. Novel ini diperkirakan terbit pada Maret 2010, berkisah tentang seorang anak autis yang dituduh melakukan kejahatan. ”Novel itu bakal menceritakan tentang sistem kerja hukum yang sangat baik jika Anda mampu berkomunikasi dengan cara-cara yang pasti.

Tapi hukum itu mampu mengirimkan orang ke neraka, jika Anda tak mampu bermain dengan hukum,”paparnya. Kemudian Picoult juga telah merancang novel yang bakal diterbitkan pada 2011. Novel itu berkisah tentang donasi embrio dan hak-hak gay dan lesbian. ”Semua buku-buku yang bakal terbit itu telah mulai saya tulis.

Saya pikir saya adalah orang yang paling senang menuangkan apa yang dipikirkan dan dirasakan agar ditulis,”katanya. Picoult mengungkapkan, ada penggemar yang menilai dia harus menjadi seorang paranormal. Mereka menilai Picoult mampu membuat topik-topik dalam novelnya menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

”Padahal saya hanya beruntung ketika menulis,” katanya sambil tertawa. Dia mengaku tidak memiliki indera keenam untuk menebak sesuatu atau melihat masa depan seseorang. Sebagian besar novel Picoult memang lebih mengarah pada kisah tentang keluarga.

Dia mampu membalutkan perasaan para tokoh dalam cerita itu.Terkadang luapan kasih sayang antartokoh tersebut pun mampu membuat pembaca menitikkan air mata. (andika hendra mustaqim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford