Hiroshi Ishiguro, Ubah Robot Pekerja Jadi Robot Seniman

Hiroshi Ishiguro,47,berhasil menciptakan dan mengembangkan robot yang mampu bermain drama bersama para aktor dan aktris untuk pertama kalinya dalam sejarah.

DIA berhasil membuka mata dunia bahwa robot pun bisa bermain teater. Robot yang diajak bermain drama itu adalah robot Wakamaru yang diproduksi massal oleh Mitsubishi Heavy Industry Jepang. Nama dua robot Wakamaru itu adalah Momoko dan Takeo.

Sebelumnya, belum ada seorang profesor yang bisa menggabungkan robot dalam sebuah pertunjukan seni. Ishiguro mampu merontokkan mitos bahwa dunia teater hanya digeluti oleh seniman dan seniwati. Dia menganggap bahwa robot pun dapat diajak bekerja sama membuat suatu pertunjukan yang berkualitas dan menghibur.

Pertunjukan drama itu berlangsung kemarin di Universitas Osaka Jepang dengan judul Hataraku Watashi (Saya Pekerja). Drama itu berkisah tentang sepasang manusia yang hidup di masa depan.Dua orang itu memiliki dua robot dan salah satu robotnya tiba-tiba kehilangan motivasi untuk bekerja.

Dalam pertunjukan berdurasi 20 menit itu, Ishiguro bersama sang sutradara pertunjukan Oriza Hirata yang juga profesor di Universitas Osaka berhasil menyuguhkan kepada penonton bagaimana sebenarnya hubungan antara manusia dan teknologi.

Dilaporkan The Yomiuri Shimbun, Ishiguro memulai proyek tersebut pada Juli lalu dengan tujuan utama mengenalkan kepada publik bahwa robot juga memiliki nilai-nilai seni layaknya manusia. Ishiguro bersama timnya berhasil menciptakan peranti lunak yang mampu memainkan robot sehingga dapat bertingkah laku layaknya manusia biasa.

Dia juga mampu mengubah robot yang biasanya hanya digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, seperi yang terjadi pula pada robot Wakamaru, menjadi robot seniman. ”Membuat robot untuk dijadikan pelayan merupakan suatu hal yang mudah.

Tapi,menciptakan robot yang mampu menampilkan nilainilai seni dibutuhkan persiapan yang matang,” katanya seperti dikutip Seattle Times.Kesulitan paling tinggi adalah membuat peranti lunak yang sesuai.Kesulitan lain, mengaplikasikan kesadaran dari aktivitas manusia ke dalam tubuh robot.

Menurut dia, robot seniman bakal diproduksi untuk publik pada 2010. Dia berharap, masyarakat Jepang khususnya dan dunia internasional umumnya dapat memiliki robot yang berfungsi bukan hanya sebagai pelayan, tetapi juga seniman. Salah satu prinsip yang dipegang Direktur Laboratorium Kecerdasan Robot Universitas Osaka itu adalah suatu saat nanti robot akan berinteraksi secara natural dengan manusia layaknya di film-film.

Sebab, dari hasil kajiannya, robot yang bentuknya seperti manusia lebih dapat diterima dibandingkan dengan robot seperti mesin. Atas dasar itu, pada 2006 lalu, Ishiguro membuat robot Ishiguro dengan bentuk hampir mirip dengan dirinya. Dengan kulit silikon dan tulang metal buatan, dia mempelajari mimik dan pergerakan manusia, misalnya bernapas, berkedip, dan bahkan perasaan gelisah.

Hasilnya adalah android science atau robot berwujud manusia yang mampu berekspresi. Selama ini, android hanya bisa menggerakkan anggota tubuh. Di tangan Ishiguro, android berwujud replika dirinya itu bisa mengangkat alis dan mengedipkan mata. Dia menamakannya Geminoid HI-1.

Android setinggi 175 cm itu dikendalikan Ishiguro dari ruangan khusus. Sejumlah alat sensor yang menempel di wajahnya memungkinkan mimik wajah android mengikuti gerak mimik wajah Ishiguro. Meski dapat menggerakkan tubuh bagian atas, lengan, dan pergelangan, geminoid karya Ishiguro tidak dilengkapi kemampuan berjalan.

Ishigiro mengembangkan android berlapis silikon selama satu tahun dengan biaya mencapai USD300.000. Untuk pemanfaatannya bagi kepentingan publik, android dengan gerakan robotik telah digunakan di tempat-tempat umum di Jepang, antara lain sebagai penunjuk jalan dan petugas penjualan tiket bus.

Dari mana inspirasi membuat Geminoid HI-1 itu? Ishiguro mengatakan idenya berasal dari sistem interaksi jarak jauh. Dia dapat mengendalikan robot melalui internet sehingga tidak perlu lagi laboratorium.Robot itu dapat menerima sinyal dan perintah kemudian melakukan eksekusi sebagai jawabannya.

”Saya tidak perlu hadir di ruang kelas untuk mengajar mahasiswa. Saya cukup mengirim Geminoid untuk mengajar,” cetusnya kepada The Japan Times. ”Geminoid itu mampu melakukan pekerjaan yang biasa saya lakukan. Dia mampu berekspresi layaknya manusia biasa,” imbuhnya.

Ishigiro yakin, suatu saat nanti robot dapat mengelabui manusia. ”Karena kita akan percaya bahwa robot mirip manusia sesungguhnya,” katanya pada BBC. Untuk membuktikan ucapan itu,dia pun menunjukkan robot citaannya terdahulu,Repliee Q1, pada Juni 2005. Robot perempuan itu tak terlihat seperti robot lain yang pernah dibuat dan dilihat manusia.

Hebatnya lagi, model robot seperti itu belum pernah ada dalam film-film fiksi ilmiah sekalipun. Sepintas desain wajah Repliee Q1 sama seperti perempuan Jepang umumnya. Robot itu memiliki kulit yang sangat lentur, lebih lentur ketimbang sehelai plastik. Kalau diamati terlalu lama, Repliee Q1 pun terlihat cukup cantik.

Bahkan penampilannya menggoda karena kerap mengedipkan kelopak mata. Repliee Q1 mampu bertindak secara alami karena adanya sensor internal. Bahkan Repliee Q1 dapat menahan tamparan yang dilayangkan padanya. Tidak hanya itu, berbagai gerakan refleks membuatnya terlihat sangat mirip dengan manusia.

Lulusan sarjana teknik Universitas Osaka itu menggunakan metode pergerakan manusia dalam membuat sebuah robot. Hasil analisis itu digunakan sebagai salinan untuk memprogram pergerakan Repliee Q1. Tak mengherankan jika robot terbaru Ishiguro itu dapat mengikuti pergerakan manusia.

”Repliee Q1 dapat berinteraksi dengan manusia, yakni dengan merespons dan menyentuh manusia,” kata Ishiguro kepada Telegraph. Ishiguro percaya bahwa sangat dimungkinkan bila suatu saat nanti manusia dapat membuat android yang bisa melampaui kemampuan manusia.

”Secara sadar, sangat mudah untuk melihat bahwa dia (robot) merupakan android.Tapi secara tak sadar, manusia akan bereaksi kepada android karena ia mirip sekali dengan seorang wanita,”imbuhnya. Robot-robot yang diciptakan Ishigiro merupakan prestasi terbesar dalam hidupnya.

Atas karya-karya itu, dia pun meraih penghargaan International Conference on Human-Robot Interaction (HRI 2007) pada Maret 2007. Selain itu,dia berhasil meraih Best Humanoid Award (Kid size) at RoboCup 2006 (Bremen, Jerman). (andika hendra m)
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/190308/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford