Warga Palestina Bentrok dengan Tentara Israel

NABLUS – Tentara Israel pada Selasa (1/12) melukai sekitar 30 warga Palestina di Desan Tampun, Nablus, Tepi Barat. Bentrok terjadi setelah sekelompok pasukan komando Israel yang menyamar sebagai orang Arab dengan berdagang sayur dan itu diketahui oleh warga Palestina. Tentara Palestina itu langsung dihajar dan dilempari batu oleh para penduduk desa. Aksi warga Palestina itu langsung disambut dengan tembakan peluru karet. Selain itu, banyak warga yang terpaksa menghirup gas air mata. Para warga juga menjelaskan kalau tentara Israel menangkap anggota Jihad Islam dan meninggalkannya setelah pasukan bantuan datang membantu prajurit Zionis itu. Aksi memalukan terungkapnya penyamaran itu justru dibantah Israel. Seharusnya dalam aksi penyamaran tidak boleh terungkap ke publik. Ini merupakan bentuk kecerobohan tentara Israel. Menurut militer Israel, operasi tersebut memang bersifat rahasia namun kemudian sesuai rencana, para tentara yang menyamar akhirnya menunjukkan dirinya. Operasi rahasia tersebut bertujuan untuk menangkap seorang anggota kelompok Jihad setempat. “Pada pagi hari, militer di Tamoun berhasil menangkap Murrad Beni Uda, seorang teroris yang berita dengan kelompok Jihad Islamist Palestina, dia kemudian dibawa ke suatu tempat untuk diinterogasi,” ujar juru bicara militer Israel yang enggan disebut namanya dikutip AFP. “Dua tentara terluka akibat dilempari batu dan kerusuhan sempat terjadi di lapangan. Para tentara pun menangani kerusuhan tersebut dengan tindakan tegas.” Dilaporkan YnetNews sebanyak tiga tentara Israel terluka dan harus dievakuasi ke sebuah rumah sakit. Mereka berasal dari Mistaarvim unit Arab, sebuah pasukan elit penangkal teroris. “Itu bukan operasi luar biasa,” ujar sumber militer. Akibat insiden tersebut, 30 warga Palestina terluka dalam bentrok itu. 100 warga Palestina mengalami kerusakan pandangan mata dan gangguan pernafasan akibat gas air mata. Israel memang mencatat kenaikan intensitas kekerasan di Tepi Barat sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan dukungan diplomatik bagi Palestina. Selain itu, faktor gencata senjata antara Israel dengan pejuang Hamas juga menjadi daya dorong utama. Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan Hamas dapat mengambil alih otoritas Palestina dibawah kepemimpinan Mahmud Abbas yang didukung negara-negara Barat. “Semua orang tahu kalau Hamas dapat menggulingkan otoritas Palestina,” kata Netanyahu. “Itu dapat dilakukan setelah kesepakatan perdamaian atau sebelum kesepakatan, seperti yang terjadi di Gaza.” Kemudian, Netanyahu juga menyadari desakan dari Presiden Shimon Peres yang meminta untuk dilanjutkannya perundingan perdamaian dengan Palestina. “Saya pikir proses diplomatik harus dikelola dengan bertanggungjawab,” tuurnya. Peres menegaskan kalau Abbas merupakan mitra tepat untuk dapat mencapai kesepakatan. “Tidak banyak waktu yang tersisa,” tegas Peres. Perundingan antara Israel dan Palestina mengalami kebuntuan sejak September 2010. (andika hendra m)

Komentar

BELAJAR BAHASA mengatakan…
bentrok adalah hal yang biasa di kawasan Palestina, karena konflik Palestina dengan Israel

Postingan populer dari blog ini

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Belajar Inovasi dari (di) Belanda

Ingin Bertemu Para Penemu “Kotak Ajaib” dari Belanda